A.
PENGERTIAN KOMUNIKASI ORGANISASI.
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan
atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya
guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai konteks. Konteks komunikasi antarpribadi
(interpersonal Communication) dan komunikasi kelompok. Konteks komunikasi
selanjutnya yang akan kita bahas adalah komunikasi organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai
tujuan tertentu DeVito (1997:337),
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan
pembagian tugas.
Organisasi adalah suatu
kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki
sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu
Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi
organisasi adalah proses penciptaan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung konsep-konsep sebagai berikut:
1. Proses, Suatu
organisasi adalah suatu sistem terbuka
yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar informasi diantara anggotanya.
Karena gejala menciptakan dan menukar
informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan
sebagai suatu proses.
2. Pesan, yang
dimaksud pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang , obyek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan verbal dalam
organisasi misalnya; surat, memo, pidato, dan percakapan. Sedangkan pesan
nonverbal dalam organisasi terutama sekali yang tidak diucapkan atau dityulis
seperti; bahasa gerak tubuh, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah, dll.
3. Jaringan,
organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau
peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari
orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suau set jalan kecil yang dinamakan
jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua
orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari
jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara laii; hubungan peranan,
arah dan arus pesan, hakikat seri dari
arus pesan, dan isi dari pesan.
4. Keadaan
Saling Tergantung, Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan
yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah
menajadi sifat dari suatu organisai yang
merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami
gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan dia harus memperhitungkan
implikasi keputusan itu terhadap rganisasinya secara menyeluruh.
5. Hubungan
organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk
berfungsinya bagian-bagian itu terletak
pada manusia yang ada dalam organisasi. Hubungan manusia dalam
organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang sampai kepada hubungan yang kompleks. Jadi
dalam organisasi terjadi hubungan yang sifatnya
individual, kelompok, dan hubnganorganisasi.
6. Lingkungan, yang dimaksud lingkungan adalah semua
totalitas secar fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan
keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Yang termasuk lingkungan
internal adalah personal/anggota, tujuan, produk, dll. Sedangkan lingkungan
eksternal adalah; langganan, saingan, teknologi, dll.
7. Ketidakpastian, adalah
perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Misalnya;
organisasi Karang Taruna memerlukan informasi tentang Undang-undang tentang
NAPZA untuk disosialisaikan kepada
anggotanya, kalau informasi tersebut didapatkan maka tidak maslah,
tetapi kalau informaasi itu tidak didapatkan maka terjadi ketidak pastian.
B.
TIPE-TIPE KOMUNIKASI ORGANISASI
Tipe Komunikasi Organisasi
berdasarkan Kelompok Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005).
Komunikasi Organisasi berdasarkan
Model Komunikasi
Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan ada
tiga model dalam komunikasi:
1. Model
komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini
komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang
diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat
monolog.
2. Model
komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap
ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung
bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran
ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang
lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model
komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam
konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang
tidak dapat dikomunikasikan.
C.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
1.
Fungsi Informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi.
Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik,dan lebih tepat.
2.
Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
§ Ada dua hal yang berpengaru
terhadap fungsi regulatif
a)
Atasan
atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
b)
Pesan
atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada
kerja.
3.
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah
4.
Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi
organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi rlasional; fungsii
manajemen ambigu.
1. Fungsi
perintah
Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota
yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi
relasional
Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance)
dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun
ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.
Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan
ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak anda pilih,
tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang
stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
3. Fungsi
manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering
dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena
pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian
juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan
adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi
adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity)
yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk
membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan
informasi bersama.
D.
Pendekatan Komunikasi Dalam Organisasi
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, membahas
komunikasi organisasi dalam tiga pendekatan sebagai berikut :
1.
Pendekatan Sistem.
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur
hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan
mungsuh dari inovasi.
2.
Pendekatan Budaya
Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara
hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang
membedakannya dari budaya-budaya lainnya. Budaya organisasi dihasilkan melalui
interaksi dari anggota-anggotanya.
3.
Pendekatan Kritik.
Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa
kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya
dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan
yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau
manajerialisme.
E.
PROSES KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI
1.
Komunikasi internal.
Komunikasi internal
organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi
yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan
dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa
berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi
bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media
nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah
dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari
bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan
instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada
bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran,
pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.
b.
Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi
antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer.
Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam
organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar
pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu
organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya,
serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
2.
Komunikasi eksternal.
Komunikasi
eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak
dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang
dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap
sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal
balik:
a.
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.
b.
Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi.
Berdasarkan
sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam
bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50
1.
Komunikasi ke atas
Merupakan pesan
yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih
tinggi. Misal : dari ketua himpunan ke ketua bidang, atau dari
ketua panitia ke para pelaksana.
Masalah yang
timbul dalam komunikasi ke atas :
a).
Karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan
yang harus didengar oleh hirarki yang lebih tinggi/atasan, para pekerja
seringkali enggan menyampaikan pesan yang negatif.
b).
Seringkali pesan yang disampaikan ketas, terutama yang
menyangkut ketidakpuasan bawahan, tidak didengar atau ditanggapi oleh
manajemen.
c).
Kadang-kadang pesan tidak sampai. Karena disaring oleh
penjaga gerbang arus pesan. Atau bisa terjadi lebih baik bertanya pada rekan
kerja atau sesama mahasiswa.
d).
Hambatan fisik. Biasanya secara fisik pimpinan dengan
bawahan berjauhan.
2.
Komunikasi ke bawah
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke
tingkat yang lebih rendah. Contoh, pesan dari direktur pada sekretaris, dari
ketua senat pada bawahannya, dll.
Masalah yang timbul adalah Manajemen dan bawahan seringkali berbicara
dengan bahasa yang berbeda.
3.
Komunikasi Lateral
Merupakan arus
pesan antar sesama – ketua bidang ke ketua bidang, anggota ke anggota. Pesan
semacam ini bergerak di bagian bidang yang sama di dalam organisasi atau
mengalir antar bagian.
Masalah yang
timbul
a).
Bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di
dalam organisasi
b).
Merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam
organisasi
4.
Kabar Burung
Jika tiga jenis
komunikasi di atas mengikuti pola struktur formal di dalam organisasi, maka
yang tergolong kabar burung tidak mengikuti garis formal semacam itu. Sulit
melacak sumber asli penyampai pesan.
Kabar burung
seringkali dipergunakan apabila:
a).
Ada perubahan besar dalam organisasi
b).
Informasinya baru
c).
Komunikasi tatap muka secara fisik mudah dilakukan
d).
Anggotanya terkelompokan pada bidang-bidang tertentu.
5.
Kepadatan Informasi
Banyaknya informasi yang diterima sehingga timbul kesulitan untuk
menentukan informasi mana yang dianggap lebih penting untuk disampaikan
terlebih dahulu.
Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan
komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai
perbedaan fungsi yang sangat tegas.
Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human
Communication, mencoba menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus
komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai berikut:
1.
Downward communication
komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi
dari atas ke bawah ini adalah:
a).
Pemberian
atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b).
Penjelasan
dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job
retionnale)
c).
Penyampaian
informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d).
Pemberian
motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2.
Upward communication
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada
atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a).
Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun
tugas yang sudah dilaksanakan
b).
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c).
Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d).
Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri
maupun pekerjaannya.
3.
Horizontal communication
Tindakan komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal
ini adalah:
a).
Memperbaiki koordinasi tugas
b).
Upaya pemecahan masalah
c).
Saling berbagi informasi
d).
Upaya pemecahan konflik
e).
Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
F.
STRUKTUR JARINGAN KOMUNIKASI
1.
Model Rantai
Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang
hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke
bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung
(komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
2.
Model Roda
Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja
dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih,
dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).
3.
Model Lingkaran
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa
terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada
kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap
level.
4.
Model Saluran Bebas/Semua Saluran
Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran,
di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal
balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
5.
Model Huruf ‘Y’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda
dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua
atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen.
G.
PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP PERILAKU ORGANISASI.
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau
administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi
yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai
komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya
yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor
manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal
seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona;
peranan informasi; dan peranan memutuskan.
1.
Peranan antarpersona seorang manajer
meliputi tiga hal:
a.
Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu
unit organisasi, membuat seorang manajer melakuan tugas yang bersifat
keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpim berbagai
upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri
berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk
memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
b.
Peranan
pemimpin.
Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya
pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Dalam konteks kepemimpinan, seorang
manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan
kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana
kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
c.
Peranan
penghubung.
Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan
orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara
tidak formal.
2.
Peranan
informasi.
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia
mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan
informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
a.
Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai
monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan
berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia
menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang
selalu dibinanya.
b.
Peranan penyebar. Dalam
peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang
penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan kepada
bawahannya
c.
Peranan juru bicara. Peranan ini
memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan
informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika
dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara
antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara
tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi.
3.
Peranan
memutuskan.
Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan
keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
a.
Peranan wiraswasta. Seorang manajer
berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan
kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan
gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk
mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad
bawahannya.
b.
Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer
berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi,
seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
c.
Peranan penentu sumber. Seorang manajer
bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa
yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan.
Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting
sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat
memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui
pemikran tunggal.
d.
Peranan perunding. Manajer melakukan
peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung
berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi
dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer, perundingan
merupakan gaya
hidup karena hanya ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber
organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan pusat
jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
H.
HAMBATAN KOMUNIKASI
1.
Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi,
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai
media komunikasi.
Menurut Cruden
dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis hambatan teknis dari
komunikasi :
a).
Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
b).
Kurangnya informasi atau penjelasan
c).
Kurangnya ketrampilan membaca
d).
Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau idea secara secara efektif.
Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian [komunikator
dan komunikan], tetapi seringkali proses penafsirannya keliru.
3.
Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera
seseorang, dll.
Menurut Cruden
dan Sherman :
1.
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan
mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi.
2.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam
organisasi.
Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan
efektifitas komunikasi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. A. Mulyana, Teori Komunikasi-modul 10,2008
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grameia Wiiasarana
Indonesia.
Tubbs, Stewart L. – Moss, Sylvia, Human
Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005,
h.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar